Untuk mengantisipasi bencana banjir yang sering melanda Kabupaten Kutai Timur (Kutim) akibat perubahan iklim, Kodim 0909 Kutai Timur mengadakan latihan dan simulasi penanggulangan bencana alam banjir pada Senin (26/8/2024). Kegiatan ini dilaksanakan di Folder Ilham Maulana, Sangatta, dan melibatkan berbagai unsur terkait.
Latihan ini dihadiri oleh Polres Kutim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kutim, Lanal Sangatta, Basarnas, Dinas Kesehatan (Dinkes), Palang Merah Indonesia (PMI), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Dinas Sosial (Dinsos), serta Orari dan masyarakat setempat.
Dandim 0909 Kutai Timur, Letkol Inf Ginanjar Wahyutomo, menjelaskan bahwa tujuan dari simulasi ini adalah untuk melatih keterampilan dalam penanganan bencana. “Prajurit harus terus dilatih agar memenuhi kualitas profesional. Latihan ini dilakukan secara bertahap, bertingkat, dan berkelanjutan, serta dengan peragaan yang realistis sesuai dinamika lingkungan,” ujar Dandim Wahyutomo.
Simulasi tersebut terdiri dari tiga skenario utama:
- Skenario Kedatangan dan Distribusi Bantuan/Logistik: Penanganan distribusi bantuan kepada korban banjir yang terisolir.
- Skenario Penyelamatan Warga: Menyelamatkan warga yang terjebak dalam banjir.
- Skenario Pencarian Korban Tenggelam: Mencari dan menyelamatkan korban yang tenggelam akibat bencana banjir.
Kegiatan ini dimulai dengan apel latihan gabungan, diikuti oleh simulasi dengan melibatkan satu regu Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) serta peralatan penanganan seperti perahu karet dan baju pelampung.
“Harapan kami, simulasi ini dapat mensinergikan semua pihak terkait dalam penanganan bencana banjir sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan. Ini penting agar saat bencana benar-benar terjadi, kita sudah siap dengan koordinasi yang baik,” kata Dandim Wahyutomo.
Kepala Pelaksana BPBD Kutim, Muhammad Idris Syam, menambahkan bahwa latihan ini penting untuk memastikan kesiapan dan koordinasi yang baik dalam menghadapi bencana banjir. “Pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa koordinasi yang buruk dapat menghambat penanganan bencana. Dengan latihan ini, kita dapat membagi tugas dan meningkatkan efektivitas penanganan bencana, mengurangi kerugian materiil dan moral, serta mencegah korban jiwa,” ujar Idris Syam.
Latihan ini mencerminkan upaya proaktif Pemkab Kutim dalam menghadapi dampak perubahan iklim, khususnya terkait dengan fenomena cuaca ekstrem yang memengaruhi pola curah hujan. Dengan koordinasi yang baik dan kesiapan yang optimal, diharapkan dampak bencana banjir dapat diminimalisir dan penanganan bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif.